Puruk Cahu – Suasana berbeda terlihat di halaman Kantor DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, ketika massa aksi memilih menyampaikan aspirasinya dengan tertib. Menariknya, Ketua dan sejumlah anggota DPRD Kotim tidak hanya menerima perwakilan demonstran di ruang rapat, tetapi juga memilih duduk bersama mereka di lapangan.
Aksi Damai dengan Dialog Terbuka
Ratusan massa yang berasal dari elemen mahasiswa, organisasi pemuda, serta kelompok masyarakat mendatangi kantor dewan dengan membawa berbagai spanduk dan poster tuntutan. Mereka menyoroti sejumlah persoalan daerah, mulai dari isu lingkungan, tata kelola anggaran, hingga peningkatan pelayanan publik.
Ketua DPRD Kotim, Dra. Rinie Anderson, bersama beberapa anggota dewan turun langsung menemui massa. Dengan lesehan sederhana di halaman kantor, kedua pihak saling berdialog tanpa sekat.
“Kami ingin menunjukkan bahwa DPRD adalah rumah rakyat. Karena itu, kami siap mendengar langsung apa yang menjadi kegelisahan masyarakat,” ucap Rinie di hadapan peserta aksi.
Tuntutan yang Disampaikan
Dalam dialog terbuka tersebut, perwakilan demonstran menyampaikan beberapa tuntutan, antara lain:
-
Meningkatkan transparansi pengelolaan APBD Kotim.
-
Mengoptimalkan pengawasan terhadap perusahaan perkebunan sawit, terutama terkait dampak lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
-
Perbaikan infrastruktur dasar di pedesaan, seperti jalan dan akses listrik.
Koordinator aksi menegaskan bahwa massa tidak berniat membuat kericuhan, melainkan ingin aspirasi mereka benar-benar ditindaklanjuti.
“Kami datang dengan damai. Kami ingin pemerintah daerah dan DPRD bekerja lebih nyata untuk kepentingan rakyat,” katanya.

Baca juga: Bunda PAUD Palangka Raya dukung pemerataan layanan hingga daerah pinggiran
Respons DPRD Kotim
Menanggapi tuntutan itu, Ketua DPRD berkomitmen menindaklanjuti melalui rapat internal bersama eksekutif. Pihaknya juga menjanjikan transparansi yang lebih baik dalam penyampaian laporan dan hasil pengawasan dewan.
“Apa yang disampaikan teman-teman hari ini akan kami catat dan kami tindak lanjuti sesuai fungsi kami sebagai wakil rakyat. Kami akan kawal bersama,” tegas Rinie.
Beberapa anggota dewan lain menambahkan, forum dialog seperti ini sangat penting agar tidak ada jarak antara DPRD dengan masyarakat.
Apresiasi atas Kondusifitas
Kapolres Kotim, AKBP Sarpani, yang ikut memantau jalannya aksi, memberikan apresiasi karena kegiatan berlangsung damai.
“Ini contoh berdemokrasi yang sehat. Semua pihak menahan diri dan lebih mengedepankan komunikasi. Kami harap budaya seperti ini terus dijaga,” ucapnya.
Harapan Masyarakat
Usai dialog, massa aksi membubarkan diri dengan tertib. Mereka berharap DPRD benar-benar menepati janji dan tidak sekadar menerima aspirasi tanpa tindak lanjut.
“Kami percaya dengan itikad baik DPRD hari ini. Tapi kami juga akan terus mengawal agar tuntutan kami tidak berhenti hanya di sini,” ujar salah satu mahasiswa.
Komitmen Kebersamaan
Kehadiran Ketua dan anggota DPRD Kotim yang duduk bersama pendemo menjadi simbol keterbukaan. Peristiwa ini sekaligus menunjukkan bahwa penyampaian aspirasi bisa dilakukan secara damai, terbuka, dan penuh rasa saling menghargai.
“DPRD tidak berdiri di atas rakyat, melainkan bersama rakyat. Mari kita jadikan momen ini sebagai langkah awal membangun Kotim lebih baik,” pungkas Ketua DPRD.