Puruk Cahu – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegaskan bahwa stabilitas harga pangan merupakan prioritas utama pemerintah dalam menjaga ketahanan nasional. Menurutnya, harga pangan yang terkendali bukan hanya menyangkut daya beli masyarakat, tetapi juga berhubungan langsung dengan kestabilan sosial, ekonomi, hingga politik.
Harga Pangan Terkait Langsung dengan Kesejahteraan Rakyat
Mendagri menilai bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling vital bagi masyarakat. Lonjakan harga pangan, seperti beras, cabai, dan bawang, selalu berdampak luas pada kondisi sosial. Oleh karena itu, pemerintah pusat bersama pemerintah daerah harus bekerja ekstra untuk memastikan distribusi pangan tetap lancar dan harga tetap terjangkau.
“Stabilitas pangan bukan sekadar urusan ekonomi, tetapi juga menyangkut rasa aman masyarakat. Kalau harga pangan terkendali, rakyat akan tenang. Sebaliknya, jika harga naik tinggi, bisa memicu keresahan,” ujar Tito.
Instruksi ke Pemerintah Daerah
Dalam arahannya, Mendagri meminta kepala daerah hingga jajaran pemerintah kabupaten/kota untuk aktif melakukan pemantauan harga di pasar. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor, mulai dari dinas perdagangan, dinas pertanian, Bulog, hingga aparat keamanan.
“Pemda jangan pasif. Setiap hari harus ada update harga dari pasar, sehingga langkah intervensi cepat bisa dilakukan bila terjadi kenaikan harga signifikan,” tambahnya.

Baca juga: Legislator Palangka Raya sebut pelatihan kewirausahaan jadi bekal UMKM berkembang
Kolaborasi dengan Bulog dan Stakeholder Terkait
Tito menekankan bahwa peran Bulog sangat strategis dalam menjaga ketersediaan pangan, khususnya beras. Melalui operasi pasar, penyaluran cadangan beras pemerintah, dan kerja sama dengan petani lokal, Bulog diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam menekan gejolak harga.
Selain itu, pemerintah juga mendorong keterlibatan sektor swasta, pelaku usaha, hingga komunitas masyarakat agar rantai distribusi pangan lebih efisien dan tidak menimbulkan disparitas harga antarwilayah.
Antisipasi Menjelang Hari Besar Nasional
Pemerintah mengakui bahwa momen tertentu seperti Ramadan, Idulfitri, Natal, dan Tahun Baru sering menjadi titik rawan melonjaknya harga pangan. Oleh sebab itu, Mendagri meminta seluruh pihak melakukan langkah antisipasi lebih awal agar gejolak harga tidak terjadi.
“Jangan menunggu harga naik dulu baru bertindak. Antisipasi itu kunci. Bulan-bulan tertentu sudah bisa diprediksi, jadi harus disiapkan sejak dini,” tegasnya.
Pemerintah Prioritaskan Rakyat Kecil
Tito juga menegaskan bahwa kebijakan pemerintah selalu berpihak kepada rakyat kecil. Menurutnya, stabilitas harga pangan adalah bentuk nyata keberpihakan pemerintah pada masyarakat menengah ke bawah yang sangat sensitif terhadap fluktuasi harga kebutuhan pokok.
“Kita ingin masyarakat, khususnya kalangan bawah, tetap bisa membeli kebutuhan pokok dengan harga wajar. Inilah esensi dari pembangunan: menghadirkan rasa adil dan sejahtera,” pungkas Mendagri.















